![]() |
Goa ashabul kahfi |
Kisah Ashabul kahfi ialah kisah yang telah terjadi sekitar ratusan tahun silam. Namun, kisah ini masih terus diceritakan kepada anak cucu layaknya sebuah warisan. Ashabul kahfi menceritakan tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah swt selama 309 tahun. Kisah ashabul kahfi dapat kita temui dalam al-Quran surat al-Kahfi.
Syam adalah sebuah negeri yang termasuk dalam kekuasaan Romawi dan selalu diperintah oleh gubernur-gubernur yang amat kejam. Salah satunya ialah Diqyanus .
Diqyanus ialah seorang penyembah berhala yang amat fanatik. Ia menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala. Jika ia menemukan orang yang tidak menyembah berhala seperti yang Diqyanus lakukan maka, mereka akan diseret ke hadapan Diqyanus.
Syam adalah sebuah negeri yang termasuk dalam kekuasaan Romawi dan selalu diperintah oleh gubernur-gubernur yang amat kejam. Salah satunya ialah Diqyanus .
Diqyanus ialah seorang penyembah berhala yang amat fanatik. Ia menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak menyembah berhala. Jika ia menemukan orang yang tidak menyembah berhala seperti yang Diqyanus lakukan maka, mereka akan diseret ke hadapan Diqyanus.
Mereka yang tidak menyembah berhala akan di seret ke alun-alun dan dipenggal di sana. Diqyanus ialah manusia dengan hati bagai batu. Ia tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan keluarga yang ditinggal dan disaksikan oleh seluruh penduduk Syam.
Suatu hari Diqyanus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia mengundang seluruh rakyatnya untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh penduduk diperintahkan agar menghias rumahnya dengan lampu-lampu yang cantik. Para pengawal juga mengabarkan bahwa Gubernur agung Diqyanus akan memberikan hadiah kepada para rakyatnya sebagai balasan telah bekerja keras. Sambil mengundang rakyat, prajurit juga mengancam agar tidak ada aktivitas lain selain menghadiri pesta pernikahan yang diadakan oleh Diqyanus.
Hari yang dinanti nati itu pun tiba. Orang-orang berkumpul di sekitar istana yang dikelilingi sebuah parit yang sangat lebar. Mereka menari dan bernyanyi bersama. Sementara itu para menteri memadati istana. Tidak lama kemudian muncullah Diqyanus dan mempelai wanitanya yang disambut meriah dengan sorak tepuk tangan. Diqyanus kemudian duduk dengan khusuk di hadapan berhala yang berada di
tengah-tengah istanah. Suasana menjadi senyap. Diqyanus menyembah berhala itu lalu kemudian menyerahkan sesembahan lalu kembali bersujud pada patung yang terbuat dari emas itu. Ia kemudian duduk dalam singgasananya menyaksikan para menteri dan rakyatnya yang silih berganti menyembah berhala. Tiba-tiba Diqyanus terlihat gugup dan gelisah.
“Menteri, mana Martius dan Nairawis? Mereka tidak datang? ”
“Tidak tahu tuan. Mungkin mereka sedang dalam perjalanan”
“Jika mereka tidak datang ke hadapanku sekarang maka aku akan menyiksa keduanya!”
Tak lama kemudian mereka berdua pun datang dan segera menghadap gubernur mengucapkan selamat dan memberkati pernikahannya.
“Maafkan hambah Tuan. Hambah terserang penyakit ringan, makanya hambah meminta Nairawis untuk mengobatiku” kata Martius
“Benar Tuan,” sambung Nairawis, “Lihat saja wajahnya yang masih pucat”
“Ya ya.. sudahlah, mari bergembira. Silahkan beri penghormatan kepada sesembahan kita” kata Diqyanus.
Keduanya pun segera mendekati berhala dengan enggan dan menyerahkan perak sebagai sesembahan. Setelah itu mereka bergabung dengan pejabat yang lain.
“Lihat” berkata Diqyanus kepada menterinya Kaludius, “Mereka berdua tidak menyembah berhala agung dengan khusuk dan mereka hanya memberikan seserahan yang tidak berguna . ini menandakan betapa rendahnya iman mereka”
“Maafkan mereka Tuan. Tuan tahu bahwa mereka masih belia. Jika mereka diberikan tugas kenegaraan, mereka pasti akan semakin dewasa dan bertindak hati-hati,” bela Kaludius
“Kau benar, tapi mereka adalah pejabat yang diperhitungkan dalam negeri ini. Sungguh
No comments:
Post a Comment