KISAH DAJJAL BAGIAN I

kisah dajjal
Gambar Ilustrasi dajjal
Ada riwayat Muslim yang diterima dari Fatimah binti Qais mengatakan: “Saya telah mendengar muazzin Rasulullah s.a.w memanggil untuk sholat. Saya pun pergi ke masjid dan sholat bersama Rasulullah s.a.w. Selesai sholat, Rasulullah s.a.w naik ke atas mimbar. Nabi kelihatan semacam bergurau tertawa dan bersabda “Jangan ada yang bergerak. Hendaklah semua duduk di atas sajadahnya.” Kemudian berkata: “Tahukah kalian mengapa aku memerintahkan kamu jangan ada yang pulang?” Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Rasulullah s.a.w bersabda lagi “Demi Allah aku menyuruh kamu berkumpul di sini bukan ingin menakut-nakuti dan bukan memberi khabar gembira. Aku ingin menceritakan kepada kalian bahwa Tamim Al-Dariy adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang menjumpai aku dan masuk Islam. Dia bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal. Kisah yang dia ceritakan itu sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kalian sebelumnya.

Katanya dia bersama 30 orang kawannya pergi ke laut dengan menaiki kapal. Angin kencang datang bertiup dan ombak besar membawa mereka ke tengah-tengah samudera yang luas. Mereka tidak dapat menghalaukan kapalnya ke pantai sehingga terpaksa berada di atas laut selama satu bulan. Akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau menjelang terbenamnya matahari. Di pulau yang tidak ditempati orang itu mereka berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga tidak nampak mana kemaluannya dan duburnya.

Mereka bertanya kepada binatang itu: “Makhluk apa engkau ini?” Binatang itu menjawab: “Saya adalah Al-Jassasah.” Mereka tanya: “Apa itu Al-Jassasah?” Binatang itu hanya menjawab: “Wahai kumpulan lelaki, pergilah kalian ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kalian. Mereka pun pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh binatang itu. Di sana mereka menjumpai seorang lelaki yang sangat besar dan tegap. Artinya mereka tidak pernah melihat orang sebesar itu. Dari tangannya sampai ke tengkuknya dikuatkan dengan besi, begitu juga dari lututnya sampai ke telapak kakinya. Mereka bertanya: “Siapakah anda?” Orang seperti raksaksa itu menjawab: “Kamu telah mendengar cerita tentang aku. Sekarang aku pula ingin bertanya: “Siapa kamu ini?”

Mereka menjawab: “Kami adalah manusia berbangsa Arab. Kami pergi ke laut menaiki kapal, tiba-tiba datang ombak besar membawa kami ke tengah-tengah samudera luas dan kami berada di lautan selama satu bulan. Akhirnya kami terdampar di pulau yang tuan tempati ini.
justify;">
“Pada mulanya kami berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga kami tidak dapat mengenali kemaluannya. Kami tanya siapa dia katanya Al-Jassasah. Kami tanya apa maksudnya, dia hanya menjawab: “Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu.” Itulah sebabnya kami datang ke tempat ini. Sekarang kami sudah berjumpa dengan tuan dan kami ingin tahu siapa tuan sebenarnya.” Makhluk yang sangat besar itu belum menjawab pertanyaan mereka terus saja mengemukakan pertanyaan “Ceritakan kamu kepadaku keadaan kebun kurma yang di Bisan itu,” nama tempat di negeri Syam. Mereka menjawab “Keadaan apanya yang tuan maksudkan?” Orang besar itu menjawab: “Maksudku apakah pohon kurma itu berbuah?” Setelah mereka menjawab bahwa pohon kurma itu berbuah, orang besar tadi berkata “Aku takut pohon itu tidak berbuah.”

Orang besar itu bertanya lagi “Ceritakan kepadaku tentang sungai Tabarah.” Mereka menjawab “Tentang apanya yang tuan maksudkan?” Lelaki itu menjawab “Maksudku airnya apakah masih ada.” Mereka menjawab: “Airnya tidak susut.” Lelaki itu berkata “Air sungai itu disangsikan akan kering.”
Akhirnya lelaki seperti raksaksa itu berkata “Kalau begitu ceritakan kepadaku tentang Nabi Al-Amin itu, apa yang dia buat?” Mereka menjawab “Dia telah berhijrah dari Makkah ke Madinah.” Lelaki itu bertanya lagi “Apakah dia diperangi oleh orang-orang Arab?” Mereka menjawab “Ya, dia diperangi oleh orang-orang Arab.” Lelaki itu bertanya lagi “Kalau begitu apa pula tindakan dia terhadap mereka?” Mereka ceritakan bahwa Rasulullah s.a.w telah mengembangkan dakwahnya dan sudah banyak pengikutnya.

Orang besar itu berkata lagi “Memang begitulah, padahal mereka beruntung jika taat kepadanya.” Kata orang besar itu lagi “Sekarang aku terangkan kepada kamu bahwa aku adalah Al-Masih Dajjal. Nanti aku akan diberi izin keluar, lalu aku pun akan menjelajah dunia ini. Dalam waktu empat puluh malam sudah dapat aku jalani semua, kecuali Makkah dan Madinah yang aku tidak dapat memasukinya. Negeri Makkah dan Madinah dikawal oleh para Malaikat, maka aku tidak dapat menembusinya.”

Kata Tamim Al-Dariy lagi, “Rasulullah s.a.w menekankan tongkatnya di atas mimbar sambil bersabda “Inilah negeri yang tidak dapat dimasukinya itu, yaitu Madinah. Saudara-saudara sekalian apakah sudah aku sampaikan cerita ini kepada kalian?” Mereka menjawab “Ya, sudah ya Rasulullah.” Rasulullah s.a.w bersabda lagi “sudah seharusnya hadis Tamim itu lebih meyakinkan saya lagi. Ceritanya itu bersesuaian dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kalian sebelumnya, yaitu tentang Makkah dan Madinah yang dikatakan tidak dapat dimasuki Dajjal. Cuma dia mengatakan di lautan Syam atau di laut Yaman. Tidak, bahkan ia dari arah timur. Ia dari arah timur,” kata Rasulullah s.a.w sambil menunjuk ke arah timur.

Rasulullah s.a.w telah menguatkan lagi bahawa Dajjal akan datang dari arah timur. Ada yang mengatakan bahwa Dajjal akan datang dari Khurasan atau Asfihan.
 
 http://www.youtube.com/watch?v=OYyg7MlEe6U


No comments:

Post a Comment