Muhammad bin Abdillah
Al-Mahdi, Sang Khalifah Rasyidah
Nama laki-laki yang
dijanjikan ini seperti nama Rasulullah, dan nama ayahnya seperti nama ayah
Rasulullah. Dia berasal dari keturunan putri Rasulullah, dari anak cucu Hasan
bin Ali bin Abi Thalib. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Abdullah Al-’Alawi
Al-Hasani Al-Qurasyi. Rasulullah menggelarinya dengan Al-Mahdi dan memberi kabar
gembira dengan kemunculannya.
Imam Ibnul Atsir
Al-Jazri berkata, “Makna Al-Mahdi adalah orang yang mendapatkan petunjuk dari
Allah kepada kebenaran. Selanjutnya Al-Mahdi sering digunakan untuk nama
sehingga jadilah seperti nama-nama yang lain pada umumnya. Dengan itulah
Al-Mahdi diberi nama Al-Mahdi, hal mana Rasulullah memberi kabar gembira dengan
kedatangannya di akhir zaman.”
Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih, di antaranya:
Pertama, hadits
Abdullah bin Mas’ud. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud katanya, Rasulullah
bersabda,
“Kiamat tidak akan terjadi sampai semua manusia dipimpin oleh
seseorang dari Ahlulbaitku. Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan
nama ayahku. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.”
Kedua, hadits Ali bin
Abi Thalib: Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau
bersabda,
“Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah akan menjadikannya shalih dalam
satu malam.”
Ketiga, hadits Abu
Sa’id Al-Khudri. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata: Rasulullah saw
bersabda,
“Al-Mahdi dari kalangan kami, Ahlulbait. Ia
berhidung mancung dan berdahi lebar. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan
sebagaimana telah terpenuhi dengan laku durjana dan kezaliman. Ia akan hidup
selama sekian.” Lantas beliau
membentangkan tangan kiri dan dua jari tangan kanan beliau; jari telunjuk dan
ibu jari. Beliau menyatakan demikian tiga kali.
Keempat, hadits Ummu
Salamah. Dari Ummu Salamah bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi termasuk keturunanku, berasal dari putera Fathimah.”
Nasab Al-Mahdi
bersambung sampai kepada Bait Nabawi dari jalur Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib.
Sebagaimana dijelaskan dalam Sunan Abu Dawud dari Abu Ishaq disebutkan bahwa
‘Ali memandangi puteranya, Hasan seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi
orang besar sebagaimana disebutkan oleh Nabi saw; dan akan keluar dari sumsumnya
seorang laki-laki bernama sama dengan nama Nabi kalian; akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya.” Lantas ia menyebutkan kisah dan berkata, “Ia akan memenuhi bumi
dengan keadilan.”
Imam Mula ‘Ali Al-Qari
berkata, “Hadits
ini adalah dalil yang tegas atas apa yang telah kami paparkan, bahwa Al-Mahdi
termasuk keturunan Hasan.”
Ibnu Katsir menulis, “Al-Mahdi termasuk
Ahlulbait, keturunan Fathimah puteri Rasul, keturunan Hasan dan bukan
Husain.”
Adapun makna ‘dari
‘itrahku’, imam
Ibnul Atsir Al-Jazri berkata, “‘Itrah seseorang adalah
kerabat khususnya. ‘Itrah Nabi adalah Bani ‘Abdul Muthalib. Ada ulama yang
mengatakan maksudnya adalah Ahlulbait Nabi yang terdekat yaitu beliau dan
anak-anak beliau serta Ali dan anak-anaknya. Ada juga ulama yang mengatakan
bahwa ‘itrah beliau adalah Ahlulbait yang dekat dan yang jauh… Pendapat yang
terkenal dan makruf adalah bahwa maksud ‘itrah beliau adalah Ahlulbait beliau
yang diharamkan menerima zakat.”
As Samhudi berkata,
“Dari beberapa penjelasan hadits di atas (tentang Al-Mahdi) tersebut ditetapkan
bahwa Al-Mahdi merupakan keturunan Fatimah, sedang dalam sunan Abu Dawud
disebutkan bahwa dia anak keturunan Hasan yang meninggalkan kekhalifahan karena
Allah dan belas kasih kepada umatnya. Khalifah yang hak ini akan diangkat jika
benar-benar dibutuhkan oleh bumi yang telah dipenuhi oleh kedzaliman. Inilah
sunnatullah kepada para hamba-Nya. Al-Hasan telah meninggalkan kekhilafan yang
seharusnya menjadi miliknya, bahkan ia juga melarang Al-Husein dari kehilafahan
juga. Hal ini disebutkan pada malam terbunuhnya karena sayang pada
saudaranya.
Ciri-ciri Fisiknya
Muhammad bin Abdillah Al-Mahdi adalah seorang
pemuda yang usianya hampir mencapai empat puluh tahun. Warna kulitnya coklat,
hidungnya mancung, dahinya lebar, bagian tengahnya agak cembung dan indah
dilihat. Gigi serinya berkilat indah. Berjenggot tebal. Pada pipinya ada tahi
lalat. Wajahnya seperti bintang bercahaya. Postur tubuhnya tegap dan tergolong
pria yang memiliki daging sedikit (tidak gemuk). Bicaranya
gagap, jika ucapannya
lambat, ia memukul paha kirinya dengan tangan kanannya, sehingga ucapannya
menjadi lancar. Sifat sifat di atas termuat dalam beberapa hadits shahih, namun
sebagian hanya tercantum dalam atsar yang masih diperselisihkan
sanadnya.
Dengan demikian, di
sana hanya ada dua tanda khusus pada fisik Al-Mahdi yang berpijak pada
riwayat-riwayat shahih. Pertama pada rambut dan dahinya, dan kedua hidungnya,
sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi pada hadits-hadits
berikut:
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata: Rasulullah
bersabda,
“Al-Mahdi dari
(keturunan)ku. Berdahi lebar dan berhidung mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan
keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan laku durjana. Ia akan
berkuasa selama tujuh tahun.”
Sifat yang pertama, ia ajlal jabhah, berdahi lebar.
Maknanya, rambut kepalanya rontok sampai separuhnya.
Hadits ini memunyai penguat dari riwayat Al-Bazzar dengan
lafal yang serupa. Hadits dari jalur lain yang menjadi penguat atas hadits ini
adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi di dalam Al-Kamil fi Adh-Dhu’afa’
dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Sungguh, Allah akan
mengutus dari keturunanku seorang laki-laki yang bergigi rapi dan berdahi lebar,
ia akan memenuhi bumi dengan keadilan. Harta benda akan berlimpah ruah pada
zamannya.”
Hadits ini telah menambah satu sifat, ialah gigi yang rapi.
Ini adalah sifat yang baik di wajah.
Karakteristik
akhlaknya
Beberapa nash
menetapkan bahwa Al-Mahdi menyerupai Nabi dalam akhlaknya dan bahwa Allah akan
menjadikannya shalih dalam satu malam, menyiapkannya dengan iman dan akhlak;
supaya siap memimpin dan menuntun kaum muslimin. Dan hal itu sama sekali tidak
sulit bagi Allah.Berikut ini nash-nash yang menetapkannya:
1. Di dalam kitab Shahihnya Ibnu Hibban membuat satu bab
berjudul ‘Penjelasan bahwa akhlak Al-Mahdi menyerupai akhlak Al-Mushthafa ‘.
Lantas ia menghadirkan hadits Ibnu Mas’ud bahwa Nabi bersabda, “Akan keluar seseorang dari
umatku, namanya sama dengan namaku, akhlaknya sama dengan akhlakku; ia akan
memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan
laku durjana.”
2. Dari Abu Ishaq, katanya ‘Ali bin Abi Thalib pernah
memandangi puteranya, Hasan, seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi
orang besar sebagaimana disebutkan oleh Nabi; dan akan keluar dari sumsumnya
seorang laki-laki bernama sama dengan nama Nabi kalian; akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya.” Ali menyebutkan kisah, kemudian berkata:
Ia akan memenuhi
bumi dengan keadilan.”
Saat menjelaskan hadits ini, Al-Abadi berkata, “Akhlaknya sama dengan
akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya; maknanya perilakunya sama
tetapi tidak dengan postur tubuhnya.”
- Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau bersabda, “Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah akan menjadikannya shalih dalam satu malam.”
Ibnu Katsir menjelaskan maksud ‘menjadikannya shalih dalam
satu malam’ adalah bahwa Allah menerima taubatnya, memberikan taufik baginya,
memahamkannya, dan menunjukinya; setelah sebelumnya tidak demikian.
As-Suyuthi berkata, “Sabda Nabi ‘menjadikannya
shalih dalam satu malam’ maksudnya shalih (baca: siap) untuk memimpin dan
menjadi khalifah.”
Kedua
pengertian ini, wallahu
a’lam,
sama-sama benar. Bisa dikatakan bahwa makna ‘menjadikannya shalih dalam satu
malam’ adalah kedua-duanya; Allah menjadikannya shalih dengan taubat dan inabat,
serta menjadikannya siap untuk memimpin dan menjadi khalifah.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete