![]() |
Luqman hakim |
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." ( QS.Luqman : 12 )
Luqman itu adalah anak kepada Faghur bin Nakhur bin Tarikh (Azar), dengan demikian litu Luqman adalah anak saudara kepada Nabi Ibrahim a.s.; atau dikatakan juga Luqman itu anak saudara kepada Nabi Ayub a.s.
Diriwayatkan juga bahwa Luqman telah hidup lama sampai seribu (1,000) tahun sehingga dapat menemui zaman kebangkitan Nabi Daud a.s., bahkan ia pernah juga menolong Nabi Daud a.s. dengan memberikan kepadanya Hikmah atau kebijaksanaan. Luqman pernah menjadi Kadi, yakni hakim, untuk mengadili perbicaraan kaum Bani Israel.
Luqman itu adalah anak kepada Faghur bin Nakhur bin Tarikh (Azar), dengan demikian litu Luqman adalah anak saudara kepada Nabi Ibrahim a.s.; atau dikatakan juga Luqman itu anak saudara kepada Nabi Ayub a.s.
Diriwayatkan juga bahwa Luqman telah hidup lama sampai seribu (1,000) tahun sehingga dapat menemui zaman kebangkitan Nabi Daud a.s., bahkan ia pernah juga menolong Nabi Daud a.s. dengan memberikan kepadanya Hikmah atau kebijaksanaan. Luqman pernah menjadi Kadi, yakni hakim, untuk mengadili perbicaraan kaum Bani Israel.
AI-Allahamah AI-Alusy berkata: “Kebanyakan pendapat mengatakan bahwa beliau hidup di zaman Nabi Daud a.s.” Katanya lagi: “Orang juga berselisih pendapat, adakah beliau seorang yang merdeka atau seorang hamba ? Kebanyakan pihak mengatakan beliau adalah seorang hamba Habsyi”
Dipetik dari Ibnu ‘Abbas katanya: “Luqman bukanlah seorang nabi maupun raja tetapi beliau hanyalah seorang pengembala ternak yang berkulit hitam. Lalu Allah telah memerdekakannya dan sesungguhnya Dia redha dengan segala kata-kata dan wasiat Luqman. Maka karena itu, kisah ini diceritakan di dalam AI-Qur’an agar kita semua dapat mengambil pedoman dan berpegang dengan
wasiat-wasiatnya.”
Para ulama’ semuanya sepakat mengatakan Luqman itu seorang bertaraf wali dan Ahli Hikmah (bijak bistari), bukan seorang nabi, karena lafaz hikmah dalam ayat di atas dimaknakan ‘kenabian’. Dan dikatakan juga apabila Luqman disuruh pilih antara Hikmah (kebijaksanaan) dengan Nubuwwah (kenabian), dipilihnya Hikmah. Di antara para ulama’ tersebut ialah seperti Mujahid, Sa’id bin AI-Musayyab dan Ibnu Abbas. Wallahu A’lam.”
Ibnu Kathir ada menyebutkan di dalam kitab sejarahnya: “Beliau ialah Luqman bin Unqaa’ bin Sadam.” Diceritakan dari As¬ Suhaili, dari Ibnu Jarir dan AI-Qutaibi: “Beliau ialah Luqman bin Tharan”
Dikatakan bahwa beliau ialah anak AI- Baura’. Ibnu Ishaq ada yang menyebutkan beliau ialah Luqman bin AI Baura’ bin Tarikh iaitu Aazar Abu Ibrahim AI-Khalil.
Pernah diceritakan, bahwa Luqman telah tidur di tengah hari lalu kedengaran suara memanggilnya: “Hai Luqman! Mahukah kalau Allah jadikan engkau seorang Khalifah di bumi yang memerintah manusia dengan hukuman yang benar?” Dijawabnya: “Kalau Tuhanku menyuruh pilih, akan saya pilih ‘Afiat (selamat) dan saya tidak mahu bala (ujian). Tetapi kalau saya ditugaskan juga saya akan turut. Karena saya tahu bahwa Allah Taala kalau menetapkan sesuatu kepada saya pasti Dia menolong dan memelihara saya.”Kemudian dikatakan para malaikat pula bertanya: “Hai Luqman! Adakah engkau suka diberi Hikmah?” Dijawabnya: “Sesungguhnya seorang hakim kedudukannya berat, dia akan didatangi oleh orang-orang yang teraniaya dari segenap tempat. Kalau hakim adil akan selamat, dan kalau salah ke neraka. Siapa yang keadaannya hidup di dunia, itu lebih baik daripada dia menjadi mulia. Dan siapa yang memilih dunia lebih daripada akhirat, akan terfitnah oleh dunia dan tidak mendapat akhirat.”
Ibnu Kathir berkata: ‘Ulama’ salaf berselisih pendapat tentang diri Luqman; adakah dia seorang nabi atau pun seorang hamba yang soleh tanpa taraf kenabian? Di antara dua pendapat ini, kebanyakan mereka berpegang dengan pendapat yang kedua.’
Para ulama’ semuanya sepakat mengatakan Luqman itu seorang bertaraf wali dan Ahli Hikmah (bijak bistari), bukan seorang nabi, karena lafaz hikmah dalam ayat di atas dimaknakan ‘kenabian’. Dan dikatakan juga apabila Luqman disuruh pilih antara Hikmah (kebijaksanaan) dengan Nubuwwah (kenabian), dipilihnya Hikmah. Di antara para ulama’ tersebut ialah seperti Mujahid, Sa’id bin AI-Musayyab dan Ibnu Abbas. Wallahu A’lam.”
Ibnu Kathir ada menyebutkan di dalam kitab sejarahnya: “Beliau ialah Luqman bin Unqaa’ bin Sadam.” Diceritakan dari As¬ Suhaili, dari Ibnu Jarir dan AI-Qutaibi: “Beliau ialah Luqman bin Tharan”
Dikatakan bahwa beliau ialah anak AI- Baura’. Ibnu Ishaq ada yang menyebutkan beliau ialah Luqman bin AI Baura’ bin Tarikh iaitu Aazar Abu Ibrahim AI-Khalil.
Pernah diceritakan, bahwa Luqman telah tidur di tengah hari lalu kedengaran suara memanggilnya: “Hai Luqman! Mahukah kalau Allah jadikan engkau seorang Khalifah di bumi yang memerintah manusia dengan hukuman yang benar?” Dijawabnya: “Kalau Tuhanku menyuruh pilih, akan saya pilih ‘Afiat (selamat) dan saya tidak mahu bala (ujian). Tetapi kalau saya ditugaskan juga saya akan turut. Karena saya tahu bahwa Allah Taala kalau menetapkan sesuatu kepada saya pasti Dia menolong dan memelihara saya.”Kemudian dikatakan para malaikat pula bertanya: “Hai Luqman! Adakah engkau suka diberi Hikmah?” Dijawabnya: “Sesungguhnya seorang hakim kedudukannya berat, dia akan didatangi oleh orang-orang yang teraniaya dari segenap tempat. Kalau hakim adil akan selamat, dan kalau salah ke neraka. Siapa yang keadaannya hidup di dunia, itu lebih baik daripada dia menjadi mulia. Dan siapa yang memilih dunia lebih daripada akhirat, akan terfitnah oleh dunia dan tidak mendapat akhirat.”
No comments:
Post a Comment