![]() |
Patung raja Daud, karya Nicolas Cordier |
Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya, "Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?"
Setelah Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mulai berkata-kata kepada Nabi Daud A.S. "Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca 'Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar' setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca 'Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim' setiap malam sebanyak 1000 kali.
Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S. "Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?"
Akhirnya Nabi Daud menyadari akan kekilafannnya karena memandang remeh pada ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T.
Begitulah sikap para Nabi A.S. apabila mereka menyadari kekilafan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa saja makhluk Allah yang
berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini, karena semua makhluk hidup termasuk ulat merah juga beribadah kepada Allah, seperti disebutkan dalam ayat Alqur’an :
“Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak diantara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki” (Q.S Al-Hajj: 18).
“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: Kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.
Karena hewan juga melakukan ibadah, apakah mungkin hewan berpuasa sama halnya seperti yang kita lakukan dalam bulan ramadhan? Jelas kita tidak mengetahuinya dan hanya Allah yang mengetahui tentang ini. Yang terpenting bagi kita sebagai manusia bisa merenungkan dan mengambil pelajaran dari hewan.
Sekalipun hewan tidak berakal tapi ternyata hewan mempunyai tanggung jawab sebagai makhluk untuk beribadah kepada Allah. Masa kita sebagai manusia yang diberikan kesempurnaan akal masih ada saja yang menyangsikan tentang keberadaan Allah sekalipun sudah cukup bukti tentang adanya langit dan bumi serta seluruh isinya. Sungguh amat hina bagi orang yang masih belum percaya dan tidak mau mengabdi kepada Allah SWT. Seharusnya manusialah yang paling terdepan untuk taat kepada Allah karena mempunyai kelebihan akal yang dengan akal itulah seharusnya dipakai untuk berfikir dan mendekatkan diri kepada Allah disamping tentunya merupakan suatu kewajiban bagi manusia untuk beribadah seperti tersurat dalam Al-Quran.
No comments:
Post a Comment