KISAH ASHABUL KAHFI II

kisah ashabul kahfi
Goa ashabul kahfi
Allah ingin menampakkan bukti-bukti kekuasaanNya kepada hamba-hambaNya melalui peristiwa ini. Maka Allah telah mentakdirkan pemuda-pemuda ini tidur dalam jangka masa yang amat lama yaitu selama 300 tahun (mengikut perkiraan tahun Masehi) atau 309 tahun (mengikut tahun Hijrah).

“Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka selama tiga ratus tahun (dengan kiraan ahli Kitab), dan hendaklah kamu tambah sembilan tahun lagi (dengan kiraan kamu) (yakni menjadi 309 tahun)”. (al-Kahfi: 25)

Walaupun mereka tidur amat lama dan tanpa makan dan minum, tetapi dengan kuasa Allah, badan dan jasad mereka tidak hancur dan musnah. Karena setiap 6 bulan sekali jasad mereka di bolak balik pada Allah. Bahkan Allah menyatakan bahwa; jika kita lihat keadaan mereka di dalam gua itu nescaya kita tidak akan percaya bahwa mereka sedang tidur.

“Dan engkau sangka mereka sadar padahal mereka tidur, dan Kami bolak-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri (supaya badan mereka tidak dimakan tanah), sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua ( berjaga ). Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka”. (al-Kahfi: 18)

Setelah sampai tempo yang ditetapkan Allah ( yaitu 300 tahun atau 309 tahun ), mereka dibangunkan. Ketika mereka bangun mereka sendiri tidak menyadari bahwa mereka tidur dalam jangka masa yang amat lama. Mereka menyangka mereka hanya tidur dalam masa sehari atau separuh hari saja.“Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari….”. (al-Kahfi: 19)

Setelah bangun dari tidur mereka, mereka terasa lapar. Maka sebaagian dari mereka mencadangkan agar dihantar seorang wakil untuk ke pasar untuk mencari sesuatu untuk di makan. Akhirnya mereka memilih Tamlikha untuk ke kota Afsus. Kebetulan semasa mereka melarikan diri dulu mereka membawa bersama bekalan uang perak.

Firman Allah menceritakan cadangan sebahagian dari mereka itu;
“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak kamu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang paling baik (yakni yang bersih dan halal), maka hendaklah dia membawa makanan itu untuk kamu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan hal kamu kepada seseorangpun. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya”. (al-Kahfi: 19-20)

Lihatlah betapa bersihnya hati dan akhlak mereka. Walaupun dalam keadaan yang gawat dan susah serta kelaparan, tetapi mereka masih berpesan kepada sahabat mereka yang ditugaskan ke kota mencari makanan itu supaya mencari dan memilih makanan yang bersih dan halal. Ini menandakan bahwa mereka adalah pemuda-pemuda yang bertakwa kepada Allah. Di dalam al-Quran, Allah memerintahkan kita supaya bertakwa kepadanya yang kita mampu, dalam keadaan bagaimanapun.
FirmanNya; “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu”. (at-Taghabun: 16)

Walaupun Allah menceritakan dalam ayat tadi bahwa pemuda-pemuda amat berhati-hati dan berjaga-jaga agar jangan diketahui orang lain karena mereka menyangka raja yang memerintah negeri masih raja yang dulu dan kafir kepada Allah, namun Allah telah mentakdirkan supaya berita tentang mereka diketahui oleh hamba-hambaNya yang lain untuk menunjukan kekuasaan dan kehebatanNya. Kebetulan sewaktu pemuda-pemuda ashabul kahfi ini dibangkitkan Allah setelah tidur 300 tahun lamanya, suasana negeri telah banyak berubah. Raja dan pemerintah negeri merupakan orang yang beriman kepada Allah. Begitu juga dengan kebanyakan rakyatnya.Namun masih terdapat segelintir rakyat dalam negeri itu yang masih ragu-ragu tentang kebenaran kiamat; mereka masih ragu-ragu; bagaimana Allah bisa menghidupkan orang yang telah mati ? Pada waktunya Allah membangkitkan ashabul kahfi pada zaman tersebut dan menampakkan kekuasaanNya kepada hamba-hambaNya yang masih ragu-ragu.

“Dan demikianlah Kami mempertemukan mereka kepada orang ramai supaya mereka mengetahui bahwa janji Allah menghidupkan orang mati adalah benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya”. (al-Kahfi: 21)

Allah menampakkan pemuda-pemuda ashabul kahfi itu dari wakil mereka itu datang ke kota hendak membeli makanan. Ia merasa heran melihat keadaan kota dan penduduknya berubah sama sekali. Penduduk kota pula merasa heran melihat keadaan pemuda itu, dan mereka semakin curiga apabila mereka melihat uang perak yang dibawanya adalah uang zaman dahulu yang sudah tidak laku lagi. Ia dituduh menjumpai harta karun lalu dibawa mengadap raja yang beriman dan Setelah mendengar kisahnya, raja dan orang-orangnya berangkat ke gua ashabul kahfi bersama pemuda itu, lalu berjumpa dengan pemuda-pemuda itu semuanya dan mendengar kisah mereka.

Tak lama kemudian pemuda-pemuda itu pun dimatikan Allah sesudah memberi ucapan selamat tinggal kepada raja yang beriman itu dan orang-orangnya. Kemudian Raja berkeinginan membangunkan sebuah masjid didirikan di sisi gua itu. Sementara itu ada yang berkeinginan supaya mendirikan sebuah bangunan atau tugu sebagai kenangan.

Hal ini diceritakan Allah dengan firmanNya;
“Setelah itu maka (sebahagian dari mereka) berkata: “Dirikanlah sebuah bangunan di sisi (gua) mereka, Allah jualah yang mengetahui akan hal ikhwal mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka (yakni pihak raja) pula berkata: “Sesungguhnya kami hendak membangun sebuah masjid di sisi gua mereka”. (al-Kahfi: 21)

No comments:

Post a Comment