![]() | |
gambar ilustrasi Maryam dan Nabi Isa |
Cerita ini dari Wahab bin Munabbih, neneknya Idris, dia mengatakan,"Saya telah menemukan sebagian kitabnya Isa Al Masih. Beliau berkata kepada Ibunya Maryam.
"Ibu......sesungguhnya dunia ini adalah kampung yang akan punah, kampung yang akan hilang melayang. Sesungguhnya akherat itulah kampung yang langgeng. Untuk itu wahai Ibuku tercinta, marilah pergi bersama saya....
Kemudian Ibu dan Anak itu pergi ke gunung Libanon. Digunung keduanya berpuasa di siang hari dan malam harinya menegakkan shalat malam. Mereka hanya makan dari dedaunan pepohonan dan minum air hujan saja, dan disana mereka tinggal sangat lama.
Suatu hari Nabi Isa turun gunung menuju salah satu jurang mencari daun-daunan untuk berbuka puasa bersama. Nabi Isa turun gunung meninggalkan Ibunya, ternyata Ibunya didatangi malaikat maut (yang sebelumnya Maryam tidak tahu kalau sesosok itu malaikat maut). Malaikat maut itu mendekati seraya berkata salam.
"Assalamu`alaika wahai Maryam....orang yang patuh puasa dan shalat pada malam harinya."
"Siapa engkau!" jawab Maryam. "Sungguh sekujur badan sangat gemetar karena takut mendengar suaramu dan kewibawaanmu."
"Saya adalah malaikat maut." jawab Malaikat. "Saya tidak mengenal kasihan terhadap anak-anak karena kecilnya, tidak mengenal kata memuliakan terhadap mereka yang sudah tua atau mengenal karena kebesaran dia. Sebab Sayalah yang bertugas mencabut roh."
"Ibu......sesungguhnya dunia ini adalah kampung yang akan punah, kampung yang akan hilang melayang. Sesungguhnya akherat itulah kampung yang langgeng. Untuk itu wahai Ibuku tercinta, marilah pergi bersama saya....
Kemudian Ibu dan Anak itu pergi ke gunung Libanon. Digunung keduanya berpuasa di siang hari dan malam harinya menegakkan shalat malam. Mereka hanya makan dari dedaunan pepohonan dan minum air hujan saja, dan disana mereka tinggal sangat lama.
Suatu hari Nabi Isa turun gunung menuju salah satu jurang mencari daun-daunan untuk berbuka puasa bersama. Nabi Isa turun gunung meninggalkan Ibunya, ternyata Ibunya didatangi malaikat maut (yang sebelumnya Maryam tidak tahu kalau sesosok itu malaikat maut). Malaikat maut itu mendekati seraya berkata salam.
"Assalamu`alaika wahai Maryam....orang yang patuh puasa dan shalat pada malam harinya."
"Siapa engkau!" jawab Maryam. "Sungguh sekujur badan sangat gemetar karena takut mendengar suaramu dan kewibawaanmu."
"Saya adalah malaikat maut." jawab Malaikat. "Saya tidak mengenal kasihan terhadap anak-anak karena kecilnya, tidak mengenal kata memuliakan terhadap mereka yang sudah tua atau mengenal karena kebesaran dia. Sebab Sayalah yang bertugas mencabut roh."
"Wahai Malaikat Maut.....engkau disini untuk berkunjung saja atau memangnya untuk mencabut roh saya!"
"Bersiap-siaplah engkau mati, wahai Maryam!" tegas Malaikat. "Apakah engkau tidak mengizinkanku, supaya menunggu sampai kedatangan anak kesayanganku, yang menjadi buah hatiku dan penawar atas segala kesusahanku!"
"Saya tidak diperintahkan untuk itu." tegas Malaikat maut. Dan Saya sebatas hamba yang takluk kepada perintah ALLAH. Demi ALLAH, saya tidak akan mampu mencabut nyawa seekor nyamukpun, kecuali saya sudah diperintahkan oleh ALLAH. Hal ini supaya Saya tidak menyianyiakan waktu sedetikpun, sehingga saya mencabut rohmu di tempat ini juga!"
"Wahai malaikat maut." Jawab Maryam. "Kalau engkau sudah menerima perintah dari ALLAH ta`ala, maka tunaikan saja perintah itu. "Maka Malaikat Maut mendekati dia tatkala duduk
beribadah, lalu roh Maryam di cabut dan mati. Nabi Isa Al Masih terlambat datang tidak seperti biasanya. Bahkan ia kembali sampai masuk waktu ashar akhir (mendekati magrib). Dia membawa sayur mayur sekaligus kubis. Setelah meletakkan sayur mayur, kemudian Nabi Isa as ikut shalat di samping Ibunya sampai larut malam.
Tengah malam sunyi senyam, waktunya berbuka bagi Nabi Isa Al Masih. Dia memanggil halus kepada Ibundanya.
"Assalamu`alaika wahai ibu! Sesungguhnya telah masuk waktu malam, waktunya berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, serta waktu tegaknya orang-orang beribadah kepada ALLAH. Mengapa ibu tidak jua berdiri beribadah kepada ALLAH Tuhan yang Maha Pengasih!"
(tetapi ibu itu tetap diam dalam duduknya yang disangka terduduk karena shalat yang ketiduran). Nabi Isa Al Masih lantas mengulang perkataan terhadap ibunda.
"Ibu, sesungguhnya dalam tidur memang ada kenikmatan......." Nabi Isa pun lantas berdiri menghadap kiblat beribadah, tidak berbuka karena tidak bersama ibu, tidak berbuka kecuali bersama-sama ibunda.
Mulai timbul keresahan kegelisahan dalam ibadat Nabi Isa Al Masih. Dalam keadaan berdiri dan resah gelisah, dia tetap memanggil ibunya.
"Assalamu`alaika, wahai ibunda," Lirih Nabi Isa Al Masih, (karena tidak ada sahutan) dia lantas melanjutkan ibadah sampai terbit fajar pagi. Pagi yang agak kelam ini, ia meletakkan pipinya ke pipi ibunya, sambil ia berseru memanggil ibunda disertai tangisan keras kerena ibu disangka tidak beribadah sama sekali. Dia menyeru keras :
"Assalamu'alaika, wahai ibunda! Sungguh malam telah habis dan disambut oleh pagi. Adalah waktu untuk menunaikan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Pengasih."
Seketika itu menangislah seluruh malaikat langit, jin-jin disekitarnya, gunung-gunungpun bergoncang, (sebab kerasnya tangis Nabi Isa yang tidak mengetahui ibunda telah meninggal).
Kemudian Allah ta'ala mewahyukan kepada malaikat, bertanya :
"Apakah sebab yang membuat kalian menangis!"
"Tuhan kami, Engkau sangat Maha Mengetahui...(apa-apa sebab yang kami tangiskan)".
"Ya, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui dan Aku Maha Kasih dan Sayang."
Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba ada suara yang berseru kepada Nabi Isa Al Masih.
"Wahai Isa, angkatlah wajahmu. Sesungguhnya Ibundamu itu sudah meninggal dunia dan ALLAH ta'ala sudah melipatgandakan pahalamu."
Wajah yang masih terangkat kemudian menangis tersedu-sedu sambil merintih sangat dalam....
"Lalu siapa lagi kawanku di saat sunyi! Saat aku sendiri! Serta siapa lagi teman saya bertukar pikiran!
Bersendagurau dalam perantauanku! Dan siapa lagi yang membantu aku dalam ibadahku!"
Keadaan seperti ini ALLAH berfirman kepada gunung "Wahai gunung, berilah Isa nasehat!"
gunungpun memberikan nasehat kepada Isa, "Wahai Isa, apa arti kesusahanmu ini! Ataukah ALLAH,
engkau menghendaki agar dia menjadi pendamping yang menggembirakanmu!"
1 2 Next >>
Tengah malam sunyi senyam, waktunya berbuka bagi Nabi Isa Al Masih. Dia memanggil halus kepada Ibundanya.
"Assalamu`alaika wahai ibu! Sesungguhnya telah masuk waktu malam, waktunya berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, serta waktu tegaknya orang-orang beribadah kepada ALLAH. Mengapa ibu tidak jua berdiri beribadah kepada ALLAH Tuhan yang Maha Pengasih!"
(tetapi ibu itu tetap diam dalam duduknya yang disangka terduduk karena shalat yang ketiduran). Nabi Isa Al Masih lantas mengulang perkataan terhadap ibunda.
"Ibu, sesungguhnya dalam tidur memang ada kenikmatan......." Nabi Isa pun lantas berdiri menghadap kiblat beribadah, tidak berbuka karena tidak bersama ibu, tidak berbuka kecuali bersama-sama ibunda.
Mulai timbul keresahan kegelisahan dalam ibadat Nabi Isa Al Masih. Dalam keadaan berdiri dan resah gelisah, dia tetap memanggil ibunya.
"Assalamu`alaika, wahai ibunda," Lirih Nabi Isa Al Masih, (karena tidak ada sahutan) dia lantas melanjutkan ibadah sampai terbit fajar pagi. Pagi yang agak kelam ini, ia meletakkan pipinya ke pipi ibunya, sambil ia berseru memanggil ibunda disertai tangisan keras kerena ibu disangka tidak beribadah sama sekali. Dia menyeru keras :
"Assalamu'alaika, wahai ibunda! Sungguh malam telah habis dan disambut oleh pagi. Adalah waktu untuk menunaikan kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Pengasih."
Seketika itu menangislah seluruh malaikat langit, jin-jin disekitarnya, gunung-gunungpun bergoncang, (sebab kerasnya tangis Nabi Isa yang tidak mengetahui ibunda telah meninggal).
Kemudian Allah ta'ala mewahyukan kepada malaikat, bertanya :
"Apakah sebab yang membuat kalian menangis!"
"Tuhan kami, Engkau sangat Maha Mengetahui...(apa-apa sebab yang kami tangiskan)".
"Ya, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui dan Aku Maha Kasih dan Sayang."
Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba ada suara yang berseru kepada Nabi Isa Al Masih.
"Wahai Isa, angkatlah wajahmu. Sesungguhnya Ibundamu itu sudah meninggal dunia dan ALLAH ta'ala sudah melipatgandakan pahalamu."
Wajah yang masih terangkat kemudian menangis tersedu-sedu sambil merintih sangat dalam....
"Lalu siapa lagi kawanku di saat sunyi! Saat aku sendiri! Serta siapa lagi teman saya bertukar pikiran!
Bersendagurau dalam perantauanku! Dan siapa lagi yang membantu aku dalam ibadahku!"
Keadaan seperti ini ALLAH berfirman kepada gunung "Wahai gunung, berilah Isa nasehat!"
gunungpun memberikan nasehat kepada Isa, "Wahai Isa, apa arti kesusahanmu ini! Ataukah ALLAH,
engkau menghendaki agar dia menjadi pendamping yang menggembirakanmu!"
1 2 Next >>
No comments:
Post a Comment