KISAH JENGGOT NABI HARUN BERWARNA DUA


KISAH JENGGOT NABI HARUN BERWARNA DUA
kaum Nabi Musa yang menyembah pedet
Nabi Musa a.s. telah diperintahkan oleh Allah s.w.t. supaya pergi ke bukit Tur Sina untuk menerima wahyu. Sewaktu kepergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan kepada saudaranya Nabi Harun a.s. kepergian Nabi Musa selama 40 hari dan 40 malam.

    Ketiadaan Nabi Musa a.s telah mengembirakan seorang musuh dalam selimut bernama Musa Samiri. Dia telah memanfaatkan keadaan ini untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah bersusah payah membentuk dan memberi keimanan kepada mereka. Sewaktu Nabi Musa menyeberangi Laut Merah setelah pulang dari Mesir, kaki kuda yang ditunggangi oleh Nabi Musa telah tenggelam dalam pasir di tengah lautan yang kering itu. Dengan segala usaha yang dilakukan oleh Nabi Musa, kuda yang ditungganginya tetap tidak mahu meneruskan perjalanan untuk menyeberangi Laut Merah.

    Akhirnya itu Allah telah mengutus malaikat Jibrail dengan menunggang kuda betina. Melihat lawan jenisnya kuda yang ditunggangi oleh Nabi Musa telah mengejar kuda yang ditunggangi oleh Malaikat Jibrail. Samiri yang ikut serta dalam rombongan tersebut telah mengambil segenggam pasir bekas tapak kaki kuda yang ditunggangi oleh Jibrail dan disimpannya untuk dijadikan azimat. 

    Apabila telah tiba waktu yang sesuai yaitu sewaktu Nabi Musa bersunyi di Bukit Sina, Samiri membuat patung seekor lembu dari emas murni. Setelah siap, patung itu diisinya dengan pasir yang di ambil dari bekas telapak kaki kuda Jibrail. Dalam waktu yang singkat saja patung lembu tersebut dapat mengeluarkan suara. Melihat keadaan tersebut, umat Nabi Musa datang berduyun-duyun kepada Samiri. Samiri memimpin mereka menyembah patung lembu yang menakjubkan itu. 

    Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala, lalu berusaha mencegah umatnya yang terus syirik kepada Allah bahkan umatnya mengancam Nabi Harun untuk membunuhnya jika Nabi Harun terus melarang mereka meyembah patung lembu tersebut. Nabi Harun tidak dapat berbuat apa-apa untuk melarang mereka yang terus menyembah patung tersebut. Setelah Nabi Musa kembali dari Bukit Tur Sina, Nabi Musa sangat marah karena melihat umatnya telah murtad.  

    Nabi Harun telah di persalahkan dalam hal ini. Dalam keadaan marah yang tidak dapat dibendung Nabi Musa telah menarik janggut Nabi Harun yang menyebabkan janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah berubahbertukar menjadi putih manakala janggut yang tidak terkena tangan Nabi Musa tetap berwarna hitam. Sejak itu janggut Nabi Harun mempunyai dua warna yaitu putih dan hitam.

No comments:

Post a Comment